Home > Islam > Refleksi Nuzulul Quran: Dahsyatnya Quran Tentang Penciptaan Adam

Refleksi Nuzulul Quran: Dahsyatnya Quran Tentang Penciptaan Adam

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung masalah SARA dan merupakan petikan dari dialog Islam-Kristen yang terjadi dari tanggal 9 Maret 1970 sampai dengan 18 Maret 1970 di Pesantren Sumenep, Madura; antara Antonius Widuri, penganut Kristen Katolik Roma dengan Alm. Kyai Bahaudin Mudhary, pengasuh Pesantren Sumenep.

Dalam dialog itu, setelah dibahas secara detail tentang berbagai pertentangan ayat-ayat yang ada di dalam Bibel, Antonius Widuri menanyakan tentang adanya indikasi pertentangan beberapa ayat Alquran berkaitan dengan penciptaan manusia (Adam). Ayat-ayat yang dimaksud yaitu:

1. Surat Ar-Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.
2. Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”.
3. Di surat As Sajadah ayat 7 menyebutkan: “Dan Tuhan menciptakan manusia dari Tanah”.
4. Di surat Ash Shafaat ayat 11 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat”.
5. Di surat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: “Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada tanah”.

Antonius Widuri bertanya, “Yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia, apakah dari tanah yang dibakar, dari tanah kering dan lumpur, dari tanah biasa, atau dari tanah liat?”

Menaggapi pertanyaan tersebut Kyai Bahaudin Mudhary menjelaskan:
Di kitab Alquran dinyatakan bahwa asal manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian:
1. Di Surat Ar Rahman ayat 14: “Dia (Allah) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar)”. Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal” di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah kering yakni “zat pembakar” atau oksigen (O).
2. Di ayat itu disebutkan juga kata “fakhkhar“, yang maksudnya ialah “zat arang” atau atom karbon (C).
3. Di surat Al Hijr ayat 28: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)”. Di ayat ini tersebut juga kata “shal-shal” yang artinya oksigen (O), sedangkan kata “hamaa-in” di ayat tersebut ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).
4. Di surat As Sajadah ayat 7: “Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada tanah”. Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah atom hidrogen (H).
5. Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: “Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat”. Yang dimaksud dengan kata “lazib” (tanah liat) di ayat ini ialah “zat besi” atau ferrum (Fe).
6. Di Surat Ali Imran ayat 59: “Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya ‘Jadilah engkau’, lalu berbentuk manusia”. Yang dimaksud dengan kata “turab(tanah) di ayat ini ialah “unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
7. Di surat Al Hijr ayat 28: “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)”.

Pada ketujuh ayat Alquran ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata “turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara “fakhkhar (zat arang/karbon/C)” dengan “shal-shal (zat pembakar/oksigen/O” dan “hamaa-in (zat lemas/nitrogen/N” dan thien (zat air/hidrogen/H)”.

Jelasnya adalah persenyawaan antara Fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14, Shalshal (atom oksigen (O)= zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14, Hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28, Thien (atom hidrogen (H) = zat air) dalam surat As Sajadah ayat 7. Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan, yang disebut “laazib” (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein. Inilah yang disebut “Turab” (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59.

Salah satu di antara zat-zat anorganis yang penting ialah “Zat Kalium/Ca” yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus. Dengan berlangsungnya “proteinisasi” menjelmakan “proses penggantian” yang disebut “substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah elektron-elektron kosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga “sebab wujud” atau Causa Formatis.

Adapun sinar kosmik itu ialah suatu sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.

Sampai di sinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisis tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu metafisika.

Simpulan: ayat-ayat Alquran yang disangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berwujud manusia.

………………………………

Demikianlah petikan dialog antara Antonius Widuri dengan Kyai Bahaudin Mudhary yang diakhiri dengan pengucapan dua kalimat syahadat oleh Antonius Widuri di hadapan orang-orang yang menyaksikan perdebatan dari awal hingga akhir.

Semoga melalui refleksi Nuzul Alquran membuat kita senantiasa diberi kemudahan dalam mentadaburi Alquran, memetik ilmu dan hikmah di dalamnya, sekaligus (sekali lagi) membuktikan kesucian Alquran sebagai kalam Illahi yang tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang takwa, dan mukjizat terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia.

Categories: Islam
  1. 17 August 2011 at 9:04 PM

    Subhanallah. 14 abad yang lalu ternyata Allah telah megisyaratkan adanya Unsur…

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to cindewatu Cancel reply